
Kalau dulu kita sering mendengar istilah “anak zaman now”, sekarang yang jadi sorotan adalah “orang tua zaman now”. Generasi Z, yang lahir sekitar tahun 1997–2012, kini banyak yang sudah masuk fase menjadi orang tua muda.
Bedanya dengan generasi sebelumnya, Gen Z adalah digital native. Mereka tumbuh bersama internet, smartphone, media sosial, dan AI. Maka, gaya parenting mereka juga dipengaruhi kecanggihan teknologi. Tapi, apakah teknologi membuat parenting lebih mudah atau justru menantang? Yuk, kita kupas tuntas.
Gen Z Parents = Tech-Savvy Parents
Gen Z sudah terbiasa dengan gadget dan aplikasi sejak kecil. Jadi, saat jadi orang tua, mereka otomatis memanfaatkan teknologi untuk:
- Mencari informasi parenting via YouTube, TikTok, podcast, dan artikel online.
- Mengatur jadwal anak dengan aplikasi kalender atau reminder.
- Belajar pola asuh melalui komunitas digital dan forum.
Hasilnya, parenting terasa lebih praktis, walau tetap butuh filter agar tidak kebanjiran info yang simpang siur.
Tantangan: Anak Terpapar Teknologi Sejak Dini
Sisi lain dari parenting era digital adalah anak mudah terpapar gadget. Anak-anak Gen Alpha (lahir setelah 2012) bahkan bisa mengenal tablet atau smartphone sejak usia balita.
Tantangannya:
- Screen time berlebihan → bisa memengaruhi kesehatan mata & pola tidur.
- Konten tidak ramah anak → ancaman dari media sosial & iklan online.
- Kurangnya interaksi sosial langsung → anak lebih sibuk dengan layar.
Cara Gen Z Mendidik Anak dengan Teknologi
- Menerapkan Digital Literacy Sejak Dini
Anak dikenalkan internet bukan hanya untuk hiburan, tapi juga edukasi. Misalnya aplikasi belajar interaktif atau channel YouTube edukatif.
- Mengatur Screen Time
Membatasi waktu penggunaan gadget, misalnya maksimal 1–2 jam per hari untuk anak usia sekolah dasar.
- Menjadi Role Model Digital
Anak meniru orang tua. Jadi, orang tua Gen Z juga perlu menunjukkan kebiasaan sehat, misalnya tidak selalu main HP saat makan.
- Menggunakan Parental Control
Memanfaatkan fitur kontrol orang tua di gadget untuk menyaring konten.
- Mendorong Aktivitas Offline
Ajak anak main di luar rumah, olahraga, atau ikut workshop kreatif agar tidak hanya bergantung pada teknologi.
Nilai Plus Parenting Ala Gen Z
Gen Z punya cara unik yang bisa jadi kelebihan dalam mendidik anak:
- Lebih egaliter → hubungan orang tua & anak lebih terbuka.
- Melek isu global → pendidikan anak sering melibatkan kesadaran lingkungan & sosial.
- Fleksibel → bisa menyeimbangkan parenting dengan kerja remote/freelance.
- Kreatif → menggunakan media sosial & teknologi sebagai sarana bonding.
Tren Parenting Gen Z 2025
Beberapa pola parenting yang diprediksi jadi tren:
- Mindful Parenting → fokus pada kesejahteraan emosional anak.
- Digital Parenting → mendampingi anak dalam dunia maya.
- Eco-Parenting → mengajarkan gaya hidup berkelanjutan.
- Community-Based Parenting → berbagi pengalaman di komunitas digital.
Parenting ala Gen Z adalah perpaduan antara tradisi dan teknologi. Mereka memanfaatkan aplikasi, media sosial, dan gadget untuk mendidik anak, tapi tetap berusaha menjaga keseimbangan agar anak tumbuh sehat secara fisik, mental, dan sosial.
Kuncinya ada pada bijak menggunakan teknologi. Dengan begitu, anak-anak Gen Alpha bisa berkembang di dunia digital tanpa kehilangan nilai-nilai penting dalam kehidupan nyata.